Saturday, July 30, 2011

Ways to Live Forever (Setelah Aku Pergi)



Buku yang tahun 2010 kemarin keliatannya sudah dibikin film nya. (belum nonton)

Berkisah tentang Sam, anak lelaki umur 11 tahun yang mengidap leukimia.
Di minggu - minggu terakhir kehidupannya, ia menulis buku harian yang berisi daftar2, cerita2, foto2, berbagai pertanyaan dan fakta seputar kematian.
Ya, kematian..

Salah satu fakta kehidupan yang tak terelakkan.

Sam membutuhkan jawaban atas pertanyaan - pertanyaan yang enggan dijawab orang - orang.

Dari awal saya sudah suka dengan covernya, dan sinopsis cerita di belakangnya.
Dan benar, cerita yang dikemas manis sekali, betul2 membuat saya berkaca2, antara lucu dan sedih.
Gimana ya, dituliskan dalam sudut pandang seorang anak 11 tahun, bertanya tentang kematian, dengan pertanyaan - pertanyaan yang polos, tapi nyesek..
Seperti, "Bagaimana kita tahu kita sudah mati?", "Sakitkah kalau mati?", "Kemana orang setelah mati?", atau "Apakah dunia masih ada setelah aku tidak ada?"

Juga tentang reaksi orang2 di sekitarnya, ayahnya yang berusaha tegar menyembunyikan emosinya, terkadang juga menyangkal (maklumlah, sebagai seorang ayah yang berharap lebih pada anak laiki - laki nya) , ibunya yang selalu sedih dan khawatir, adik perempuannya, Ella yang bingung tidak tahu harus berbuat apa dari hari ke hari (termasuk malam2 ke kamar Sam untuk memastikan bahwa Sam masih disana. aww..T.T )


Bagian2 lucu nya adalah saat dia dan Felix, sahabatnya (juga menderita kanker) yang nakal, konyol, slenge'an, tetapi logis (mungkin juga pesimis dalam memandang kehidupan), yang membantu Sam dalam mewujudkan hal - hal terakhir yang ingin dilakukannya.
Seperti nonton film2 horror berlabel 15-18+, melihat hantu, memecahkan rekor dunia untuk sesuatu yang konyol, merasakan menjadi remaja, minum2, merokok, dan.. punya pacar.. hihi..


Saat terkikik2 sendiri membayangkan tingkah mereka berdua, kemudian mucul juga pertanyaan dari saya selayaknya Sam, 

" Mengapa Tuhan membuat anak - anak jatuh sakit?"


Apakah Tuhan itu tidak ada? atau Tuhan itu sebenarnya ada tapi diam2 Dia jahat? suka menyiksa anak2 kecil untuk bersenang2 saja? (kata Felix) 
hehe.. tentu tidak ya..

Mungkin kita bisa mengerti kalau orang yang sudah tua pada akhirnya memang harus meninggal, tidak ada orang yang mau hidup selamanya, kan? 
Di film2 atau cerita tentang orang2 yang hidup abadi sepertinya mereka juga tidak terlalu senang, kesepian, dan sedih.
Kalau misalnya tidak ada orang yang mati, dan orang2 baru terus menerus lahir, mungkin dunia ini makin lama makin penuh, sampai akhirnya setiap orang mesti berdiri diatas kepala orang lain, dan kita terpaksa hidup di bawah air, atau di planet Mars? hehe.. (kata Sam)

Kita bisa mengerti itu semua, tetapi mengapa anak - anak harus meninggal?

Kalau kata Granny (nenek Sam), salah kalau melihat dari sudut pandang itu.
Katanya, mati ialah ibarat ulat yang hendak berubah menjadi kupu - kupu, yaitu tahap selanjutnya dalam kehidupan.
Seperti berubah menjadi spiderman adalah tahap selanjutnya dari kehidupan Peter Parker.
Jadi kita tidak perlu takut, malah harusnya antusias.

Semuanya tentang siklus matinya segala sesuatu yang lama, dan lahirnya yang baru - baru. Bintang - bintang lama berganti menjadi bintang - bintang - bintang baru, daun - daun yang sudah tua mati dan berganti dengan tunas - tunas muda.
Mesti ada sesuatu yang mati untuk kemudian lahir sesuatu yang baru.
Tidak perlu takut,
Segalanya pasti berubah dan mengalir.
Semua tergantung bagaimana cara kita memandangnya.


Yang pasti, seperti kata Sam,

"Kalian boleh saja sedih, tapi tidak boleh terlalu sedih. Kalau kalian selalu sedih waktu memikirkan aku, bagaimana kalian bisa mengingat aku?"








*Huaa.. dek Saaammm.. cini - cini, kakak pelukkk..

Sunday, July 17, 2011

Getting Sucker Punched! Hahahaa

Ngomongin film lagi yaa,
Sebenernya film ini cukup lama tertunda untuk saya nonton, karena awalnya liat posternya gak begitu tertarik, semacam anime2 video game gimanaaa gitu..
Tapi semalem, setelah 5 menit awal film berjalan, saya jadi terhipnotis untuk masuk menikmati.
Saya mengikuti scene demi scene dengan khidmat, dan setelah film berakhir, saya reflek mengumpat tertahan, "Bajigurrrrr!" sambil terbahak..
Bukan, bukan karena saya menganggap film ini jelek, justru sebaliknya, dan lagi saya gemes sama sutradara nya.. "Bisa2 nya lho.."





Lalu siang tadi saya search karena pengen tau review ttg film ini, dan sesuai dugaan saya, "Tuh.. kaaaan.."
Buanyaaaaaaak sekali yang menghujat film ini, banjir review negatif datang dari berbagai arah..
Bahkan ada yang komen, "Stupid.. and so is everyone who likes it"
Sama cuman ketawa, terserah sih selera orang..
Tapi, saya berani jujur mengungkapkan kalau, saya suka film ini!
Dan saya gak punya masalah untuk menikmatinya sampai akhir.




Beberapa alasan kenapa saya suka film ini :
1. Girl Power
Mungkin ini film favorit kedua saya setelah Kill Bill dengan tokoh utama wanita yang jago berantem, bedanya yang ini jauuuuh lebih sekseh..
Banyak yang bilang, film ini mengeksploitasi perempuan, bla..bla..bla..
Oh come on!
Tidak dapat dipungkiri, daya tarik secara fisik memang menjadi salah satu kekuatan utama gender perempuan di film ini. Dan saya sama sekali tidak keberatan akan hal itu!
Kalau memang inti dari emansipasi adalah membuktikan bahwa perempuan sejajar dengan laki - laki, dan bisa melakukan hal yang sama seperti yang laki - laki lakukan (bisa saja saya salah), maka bagian mananya yang salah sama sekelompok cewe2 nembakin zombie steampunk- Jerman dengan senjata canggih, atau membasmi makhluk mitologis dengan silat kungfu dan bersenjatakan samurai?


2. Secara visual kereen banget.
Saya biasanya gak terlalu suka sama film2 action, apalagi film kekerasan dan tembak2an, tapi lagi2 karena tokoh2 utamanya cewe2 saya jadi semangat.
Dan film ini gak diragukan lagi secara kualitas visualnya, apalagi yang paling saya suka adalah tone-nya yang wuihhh.. tau film 300 kan? Watchmen? Naah.. sutradanya tu sama kaya yang di film ini, Zack Snyder jadi bisa kebayang kan tone nya yang gloomy2 gimana gitu..


3. Segi Cerita.
Banyak yang bilang cerita ini dangkal, dan cuma mengandalkan unsur visual saja.
Halooo? Apa kabar sama Transformer?? (Cukup tau aja, walaupun bayak yang mengungkapkan Transformer itu superduper keren, sampai teman2 saya bilang saya payah, tetep aja, saya gak pernah tertarik untuk menontonnya.)

Kita memang gak bisa membandingkan Zack Snyder sama Christopher Nolan dgn Inception nya, Zyder seperti mendongeng dengan gambar, sementara Nolan bercerita lewat ekposisi dan permainan pikiran.
Yang sama adalah, mereka berdua sama2 menggunakan konsep berlapis2 atau multilevel dalam alam bawah sadar.
Soal cerita, kenapa di film ini gak terlalu dalam di penggalian masing2 karakter?
karena singkat saja, Baby Doll sebenernya gak terlalu kenal dengan cewe2 yg lain.
Jangan lupa bahwa yang kita lihat selama kurang lebih 1,5 jam adalah khayalan liar seorang gadis 20th.
untuk itu, saya berpikir kalau film ini sangat personal.
Seperti layaknya karya seni, suka atau enggak, itu hak anda.

Tapi yang bikin menarik, saya pikir film ini punya twisted ending, (atau gak twisted2 banget karena narasi di awal sebenernya udah sedikit memberi clue).
Gimana engga, mungkin awalnya kita mikir film ini adalah tentang si dia, namun ternyata sebenarnya ini adalah kisah si dia.. Naah..

Kalau saya boleh menyimpulkan dari moral cerita yang saya dapat,
Film ini bercerita tentang kehidupan, lebih khusus tentang harapan, sederhananya,
Bahwa pada masa2 yang amat sulit sekalipun, percayalah bahwa masih ada pertolongan untuk kita.. dan itu bisa datang dari siapa saja.
Namun mereka tidak hadir untuk bertempur dalam pertempuran kita, tapi untuk berbisik kepada kita, mengingatkan bahwa itu kita. Dan setiap orang memegang kekuasaan atas dunia yang kita ciptakan.

Who honors those we love with the very life we live? Who sends monsters to kill us, and at the same time sings that we'll never die? Who teaches us what's real, and how to laugh at lies? Who decides why we live, and what we'll die to defend? Who chains us, and who holds the key to set us free?
It's you. 
You have all the weapons you need. Now fight!







*Aah iya! Gak lupa soundtracknya juga keren, ada Bjork (Army of Me), yang paaaas banget sama acara pembantaian robot2 samurai zaman kaisar Jepang.. uhh.. fantasi nya gila laaah..
Sekali lagi, ini cuman masalah selera..
Dinikmati aja..
Overall OK kok..