Sunday, August 7, 2011

Artemis








"She lived in the woods and guarded nature by day and hunted at night. She is strong, independent and fierce. She is the spirit of the wild woods and her magic is in being true to herself and makes no apologies or excuses to anyone. If you just ask, She will give you guidance, straight and swift as an arrow.



She is a virgin Goddess,

Virginity symbolized autonomy and independence, freedom to take lovers or reject them.
Virgin meant one-in-herself, to be true, to her own nature and instinct.
(The virgin forest is not barren or unfertilized but rather a place that is especially fruitful and has multiplied because it has taken life into itself and transformed it, giving birth naturally and taking dead things back to be recycled. It is virgin because it is unexploited, not in man's control).



She is the huntress and the guardian of all animals. She travels with nymphs, and she is also the symbol of solitude. The symbol of freedom, she is always changing just as the moon changes each night. She is known as a healer, a midwife and helps those overwhelmed."










*Waah, sudah lama tidak menggambar..
Hmm.. saya selalu senang membaca cerita, dongeng, maupun mitologi, terutama mitologi Yunani. Dan diantara dewa - dewi yang ada, Artemis selalu jadi favorit saya.
Saya gak tau bagaimana wajahnya sebenarnya, tetapi menurut imajinasi saya, begitulah dia..

Saturday, July 30, 2011

Ways to Live Forever (Setelah Aku Pergi)



Buku yang tahun 2010 kemarin keliatannya sudah dibikin film nya. (belum nonton)

Berkisah tentang Sam, anak lelaki umur 11 tahun yang mengidap leukimia.
Di minggu - minggu terakhir kehidupannya, ia menulis buku harian yang berisi daftar2, cerita2, foto2, berbagai pertanyaan dan fakta seputar kematian.
Ya, kematian..

Salah satu fakta kehidupan yang tak terelakkan.

Sam membutuhkan jawaban atas pertanyaan - pertanyaan yang enggan dijawab orang - orang.

Dari awal saya sudah suka dengan covernya, dan sinopsis cerita di belakangnya.
Dan benar, cerita yang dikemas manis sekali, betul2 membuat saya berkaca2, antara lucu dan sedih.
Gimana ya, dituliskan dalam sudut pandang seorang anak 11 tahun, bertanya tentang kematian, dengan pertanyaan - pertanyaan yang polos, tapi nyesek..
Seperti, "Bagaimana kita tahu kita sudah mati?", "Sakitkah kalau mati?", "Kemana orang setelah mati?", atau "Apakah dunia masih ada setelah aku tidak ada?"

Juga tentang reaksi orang2 di sekitarnya, ayahnya yang berusaha tegar menyembunyikan emosinya, terkadang juga menyangkal (maklumlah, sebagai seorang ayah yang berharap lebih pada anak laiki - laki nya) , ibunya yang selalu sedih dan khawatir, adik perempuannya, Ella yang bingung tidak tahu harus berbuat apa dari hari ke hari (termasuk malam2 ke kamar Sam untuk memastikan bahwa Sam masih disana. aww..T.T )


Bagian2 lucu nya adalah saat dia dan Felix, sahabatnya (juga menderita kanker) yang nakal, konyol, slenge'an, tetapi logis (mungkin juga pesimis dalam memandang kehidupan), yang membantu Sam dalam mewujudkan hal - hal terakhir yang ingin dilakukannya.
Seperti nonton film2 horror berlabel 15-18+, melihat hantu, memecahkan rekor dunia untuk sesuatu yang konyol, merasakan menjadi remaja, minum2, merokok, dan.. punya pacar.. hihi..


Saat terkikik2 sendiri membayangkan tingkah mereka berdua, kemudian mucul juga pertanyaan dari saya selayaknya Sam, 

" Mengapa Tuhan membuat anak - anak jatuh sakit?"


Apakah Tuhan itu tidak ada? atau Tuhan itu sebenarnya ada tapi diam2 Dia jahat? suka menyiksa anak2 kecil untuk bersenang2 saja? (kata Felix) 
hehe.. tentu tidak ya..

Mungkin kita bisa mengerti kalau orang yang sudah tua pada akhirnya memang harus meninggal, tidak ada orang yang mau hidup selamanya, kan? 
Di film2 atau cerita tentang orang2 yang hidup abadi sepertinya mereka juga tidak terlalu senang, kesepian, dan sedih.
Kalau misalnya tidak ada orang yang mati, dan orang2 baru terus menerus lahir, mungkin dunia ini makin lama makin penuh, sampai akhirnya setiap orang mesti berdiri diatas kepala orang lain, dan kita terpaksa hidup di bawah air, atau di planet Mars? hehe.. (kata Sam)

Kita bisa mengerti itu semua, tetapi mengapa anak - anak harus meninggal?

Kalau kata Granny (nenek Sam), salah kalau melihat dari sudut pandang itu.
Katanya, mati ialah ibarat ulat yang hendak berubah menjadi kupu - kupu, yaitu tahap selanjutnya dalam kehidupan.
Seperti berubah menjadi spiderman adalah tahap selanjutnya dari kehidupan Peter Parker.
Jadi kita tidak perlu takut, malah harusnya antusias.

Semuanya tentang siklus matinya segala sesuatu yang lama, dan lahirnya yang baru - baru. Bintang - bintang lama berganti menjadi bintang - bintang - bintang baru, daun - daun yang sudah tua mati dan berganti dengan tunas - tunas muda.
Mesti ada sesuatu yang mati untuk kemudian lahir sesuatu yang baru.
Tidak perlu takut,
Segalanya pasti berubah dan mengalir.
Semua tergantung bagaimana cara kita memandangnya.


Yang pasti, seperti kata Sam,

"Kalian boleh saja sedih, tapi tidak boleh terlalu sedih. Kalau kalian selalu sedih waktu memikirkan aku, bagaimana kalian bisa mengingat aku?"








*Huaa.. dek Saaammm.. cini - cini, kakak pelukkk..

Sunday, July 17, 2011

Getting Sucker Punched! Hahahaa

Ngomongin film lagi yaa,
Sebenernya film ini cukup lama tertunda untuk saya nonton, karena awalnya liat posternya gak begitu tertarik, semacam anime2 video game gimanaaa gitu..
Tapi semalem, setelah 5 menit awal film berjalan, saya jadi terhipnotis untuk masuk menikmati.
Saya mengikuti scene demi scene dengan khidmat, dan setelah film berakhir, saya reflek mengumpat tertahan, "Bajigurrrrr!" sambil terbahak..
Bukan, bukan karena saya menganggap film ini jelek, justru sebaliknya, dan lagi saya gemes sama sutradara nya.. "Bisa2 nya lho.."





Lalu siang tadi saya search karena pengen tau review ttg film ini, dan sesuai dugaan saya, "Tuh.. kaaaan.."
Buanyaaaaaaak sekali yang menghujat film ini, banjir review negatif datang dari berbagai arah..
Bahkan ada yang komen, "Stupid.. and so is everyone who likes it"
Sama cuman ketawa, terserah sih selera orang..
Tapi, saya berani jujur mengungkapkan kalau, saya suka film ini!
Dan saya gak punya masalah untuk menikmatinya sampai akhir.




Beberapa alasan kenapa saya suka film ini :
1. Girl Power
Mungkin ini film favorit kedua saya setelah Kill Bill dengan tokoh utama wanita yang jago berantem, bedanya yang ini jauuuuh lebih sekseh..
Banyak yang bilang, film ini mengeksploitasi perempuan, bla..bla..bla..
Oh come on!
Tidak dapat dipungkiri, daya tarik secara fisik memang menjadi salah satu kekuatan utama gender perempuan di film ini. Dan saya sama sekali tidak keberatan akan hal itu!
Kalau memang inti dari emansipasi adalah membuktikan bahwa perempuan sejajar dengan laki - laki, dan bisa melakukan hal yang sama seperti yang laki - laki lakukan (bisa saja saya salah), maka bagian mananya yang salah sama sekelompok cewe2 nembakin zombie steampunk- Jerman dengan senjata canggih, atau membasmi makhluk mitologis dengan silat kungfu dan bersenjatakan samurai?


2. Secara visual kereen banget.
Saya biasanya gak terlalu suka sama film2 action, apalagi film kekerasan dan tembak2an, tapi lagi2 karena tokoh2 utamanya cewe2 saya jadi semangat.
Dan film ini gak diragukan lagi secara kualitas visualnya, apalagi yang paling saya suka adalah tone-nya yang wuihhh.. tau film 300 kan? Watchmen? Naah.. sutradanya tu sama kaya yang di film ini, Zack Snyder jadi bisa kebayang kan tone nya yang gloomy2 gimana gitu..


3. Segi Cerita.
Banyak yang bilang cerita ini dangkal, dan cuma mengandalkan unsur visual saja.
Halooo? Apa kabar sama Transformer?? (Cukup tau aja, walaupun bayak yang mengungkapkan Transformer itu superduper keren, sampai teman2 saya bilang saya payah, tetep aja, saya gak pernah tertarik untuk menontonnya.)

Kita memang gak bisa membandingkan Zack Snyder sama Christopher Nolan dgn Inception nya, Zyder seperti mendongeng dengan gambar, sementara Nolan bercerita lewat ekposisi dan permainan pikiran.
Yang sama adalah, mereka berdua sama2 menggunakan konsep berlapis2 atau multilevel dalam alam bawah sadar.
Soal cerita, kenapa di film ini gak terlalu dalam di penggalian masing2 karakter?
karena singkat saja, Baby Doll sebenernya gak terlalu kenal dengan cewe2 yg lain.
Jangan lupa bahwa yang kita lihat selama kurang lebih 1,5 jam adalah khayalan liar seorang gadis 20th.
untuk itu, saya berpikir kalau film ini sangat personal.
Seperti layaknya karya seni, suka atau enggak, itu hak anda.

Tapi yang bikin menarik, saya pikir film ini punya twisted ending, (atau gak twisted2 banget karena narasi di awal sebenernya udah sedikit memberi clue).
Gimana engga, mungkin awalnya kita mikir film ini adalah tentang si dia, namun ternyata sebenarnya ini adalah kisah si dia.. Naah..

Kalau saya boleh menyimpulkan dari moral cerita yang saya dapat,
Film ini bercerita tentang kehidupan, lebih khusus tentang harapan, sederhananya,
Bahwa pada masa2 yang amat sulit sekalipun, percayalah bahwa masih ada pertolongan untuk kita.. dan itu bisa datang dari siapa saja.
Namun mereka tidak hadir untuk bertempur dalam pertempuran kita, tapi untuk berbisik kepada kita, mengingatkan bahwa itu kita. Dan setiap orang memegang kekuasaan atas dunia yang kita ciptakan.

Who honors those we love with the very life we live? Who sends monsters to kill us, and at the same time sings that we'll never die? Who teaches us what's real, and how to laugh at lies? Who decides why we live, and what we'll die to defend? Who chains us, and who holds the key to set us free?
It's you. 
You have all the weapons you need. Now fight!







*Aah iya! Gak lupa soundtracknya juga keren, ada Bjork (Army of Me), yang paaaas banget sama acara pembantaian robot2 samurai zaman kaisar Jepang.. uhh.. fantasi nya gila laaah..
Sekali lagi, ini cuman masalah selera..
Dinikmati aja..
Overall OK kok..

Sunday, May 29, 2011

Alon - Alon Waton Kelakon

Alon - alon waton kelakon alias tidak terburu- buru dalam bertindak, perlahan tetapi pasti..

Penggalan diatas mengingatkan saya pada sebuah buku cerita anak - anak (yang sejujurnya saya baca ketika sudah tidak lagi sebagai anak -anak, eheee.. ), judulnya Momo karangan Michael Ende,




Berkisah tentang gadis kecil misterius bernama Momo yang tidak jelas asal usulnya, tinggal sebatang kara di sebuah amphitheater. Ya, tidak jelas darimana ia berasal, siapa bapak ibu nya, berapa umurnya, namun yang menarik dari Momo adalah bahwa ia punya suatu kemampuan luarbiasa yang jarang dimiliki orang, yaitu kemampuan mendengarkan. Weits, jangan anggap remeh ya..
Those who still think that listening isn't an art should see if they can do it half as well!

Jadi, Momo ini senang sekali mendengarkan cerita orang.. siapa saja, bahkan orang pendiam sekalipun benar - benar ia tunggu sampai mau bercerita. Untuk itulah, banyak orang di kota senang mengunjungi Momo untuk didengarkan. Bahkan ada, mereka yang sedang berselisih, datang menceritakan masalahnya kepada Momo, yang kemudian pulang dengan perasaan damai dan saling bersahabat kembali.
Bukan, Momo bukan seorang pemecah masalah ulung atau pemberi solusi yang hebat.
Momo hanya sabar, mendengarkan keluh kesah semua orang. Mereka awalnya datang dengan emosi meluap - luap, menceritakan problem hidupnya, lalu lama kelamaan berangsur mereda, setelah itu mereka dapat melihat segalanya dengan jernih dan berpikir yang terbaik untuk masalah mereka sendiri.

Dengan kemampuannya ini, Momo menjadi sahabat semua orang.
Termasuk diantaranya, dua sahabat baiknya, Guido (Pemandu Wisata) dan Beppo (Tukang Sapu Jalanan).
Sifat keduanya sangat bertolak belakang, kalau Guido orangnya optimis dan suka sekali bercerita, ia tidak pernah kehabisan hal untuk diceritakan, selalu saja ada yang baru dan tidak pernah sama ceritanya. Sementara Beppo, orangnya pendiam. Ketika orang bertanya ia hanya tersenyum dan tidak mengatakan apa - apa. Kalaupun ia harus manjawab pertanyaan itu, ia akan memikirkannya lama sekali sebelum menjawab (terkadang orang yang bertanya sampai lupa apa pertanyaannya tadi).
Hanya Momo yang dengan sabar menunggu jawaban Beppo, dan walaupun lama pasti Beppo akan menjawab dengan jujur. Beppo percaya bahwa kesulitan yang ada di dunia ini terjadi karena banyak yang tidak berkata jujur, dan seringkali tanpa disadari.


Namun tak lama kemudian, datang atmosfir yang tidak menyenangkan.
Mereka adalah Para Tuan Kelabu si pencuri waktu dari Bank Waktu (waktu baca ini, yang saya bayangkan tentang para tuan kelabu ini kayak agen MLM2 gitu ya, baju rapi, bawa koper, haha)
Mereka membujuk orang - orang untuk menyimpan/ menabung waktu mereka. Dengan cerdiknya, mereka meyakinkan orang - orang bahwa selama ini orang - orang menghabiskan dengan percuma, membuang2 waktu untuk hal yang tidak berguna dalam hidup mereka. Naah, hampir semua orang dewasa termakan jebakan betmen ini (karena anak - anak susah dipengaruhi). Di sudut - sudut kota terpampang iklan - iklan dengan tulisan, "Waktu adalah Uang", "Waktu itu Berharga, Jangan Dibuang", "Berbuatlah Lebih Banyak Lagi untuk Hidup Anda. Simpanlah Waktu", dan berbagai macam iklan yang bernada serupa. Pengaruh Tuan Kelabu semakin menginfeksi seluruh kota, kehidupan menjadi hampa, orang - orang menghindari kegiatan - kegiatan yang membuang waktu, seperti aktivitas sosial, seni, piknik, melamun, mengkhayal, atau bahkan tidur. (waah.. paraaah, kegiatan favorit saya semuaa.. :p)

Bangunan, jalan - jalan, bahkan pakaian pun semua didesain serupa, persis sama untuk semua orang. Dan semua tidak ada yang protes, karena mereka tidak lagi memperdulikan sekitar, dan irama kehidupan di kota semakin tidak tenang, serba terburu - buru. Kasian orang - orang, mereka tidak tahu bahwa sebenarnya waktu yang telah mereka simpan, digunakan oleh para tuan kelabu sebagai bahan dasar membuat cerutu yang selalu mereka hisap. tanpa cerutu ini, mereka akan musnah.

Melihat ini, Momo kemudian memutuskan untuk membantu mengembalikan situasi kota menjadi nyaman kembali. Dengan ditemani sahabat barunya, Cassiopeia, si kura - kura, ia menemui Mpu Hora, Sang Penguasa Waktu.





Membaca novel ini, kita disuguhkan simbol - simbol kehidupan, permasalahan mendasar yang ada di dunia, tentang betapa pentingnya waktu, dan nilai tentang hal - hal sederhana yang kita lakukan, namun kita menikmatinya. Itulah yang membuat hidup terasa berharga.
Kita kadang tidak sadar, terperdaya oleh para tuan kelabu (hayooo lo.. ), menganggap waktu adalah uang, semua harus serba cepat, terburu - buru, hingga kita lupa pada persoalan - persoalan sederhana yang membuat bahagia.. contohnya, saya senang memberi makan anjing saya, mengajak ngobrol ikan peliharaan saya, atau bermain - main busa sabun ketika mandi (sampe dimarahi habis2an oleh bapak, ibu, kakak2 karena lamaaa banget di kamar mandi). Mungkin menurut sebagian orang hal itu tidak berguna dan hanya membuang waktu, tapi menurut saya engga tuh.. paling tidak hal tersebut membuat saya bahagia, hihihi..
Coba kalau orang - orang yang hidupnya hanya habis untuk bekerja, untuk hal - hal remeh tersebut mereka tidak punya waktu. Seolah hidupnya stress dan mengikuti alur yang membosankan, dan tujuannya?
hahaa.. gak jelas!
Seperti yang dibilang Carey Mulligan kepada Kepala Sekolah nya di film An Education, "Studying is hard and boring. Teaching is hard and boring. So, what you're telling me is to be bored, and then bored, and finally bored again, but this time for the rest of my life? This whole stupid country is bored! There's no life in it, or color, or fun!"


Oke mungkin sebagian besar dari kita memikirkan tentang masa depan.
Bekerja terus - terusan, dari pagi sampai malam atau bahkan pagi lagi, melakukan apa saja agar karir kita sukses, sampai seringkali mempertaruhkan kebahagiaan kita sendiri, hingga kehilangan momen - momen indah dengan keluarga atau orang - orang terkasih.
Tidak jarang kita mendengar, orang yang mati - matian bekerja, tak kenal waktu, hingga lupa pada kesehatannya sendiri, pada akhirnya, segala jerih payahnya bekerja harus ia habiskan untuk membiayai rumah sakit.. ohh.. mengharukan..
Atau saat jamuan makan, seseorang sibuk dengan hape nya, berkomunikasi dengan rekan bisnis nya, sampai tidak lagi memperdulikan keluarganya sendiri.
Seperti syair Sapardi Djoko, "memungut detik demi detik, merangkainya seperti bunga, sampai pada suatu hari, kita lupa untuk apa.."

Ohh.. apa kalian mengijinkan Para Tuan Kelabu merampas kebahagian kalian???






*Beteweh, saya suka karakter Beppo di cerita ini..
Tentang caranya melakukan kebiasaan menyapu jalan.
Beppo menyapu sepanjang hari, bermil2 jauhnya. Bisa jadi, memikirkannya pun tak sanggup. Tapi Beppo, berusaha tidak memikirkan besar daerah yang harus disapunya hari ini. Dia hanya fokus kepada satu langkah sapuan ke depan, terus dan terus. Ketika orang lebih senang melihat hal yang besar dan bukan fokus pada langkah - langkah kecil untuk menyelesaikan hal besar itu, orang - orang sering terjebak panik terlebih dahulu, akhirnya memulai terburu - buru dan kerja dengan cepat. Ketika dia kemudian berhenti untuk melihat sudah sejauh mana langkah yang diambil, yang sering terlihat adalah betapa masih banyak langkah yang belum diambil. Masih jauhhhh dari kata selesai.
Tapi untuk Beppo, dengan mengambil langkah - langkah kecil, Beppo berusaha mencintai dan menikmati setiap langkah kecilnya itu. Mencintai dan menikmati momen, itulah kuncinya. Ketika akhirnya selesai menyapu, ia  mendapat 2 keuntungan : ia selesai menyapu jalan yang panjang, dan juga menikmati setiap langkah penyapuan jalan tadi. Oh! betapa beruntungnya orang yang mencintai setiap langkah kecil untuk menyelesaikan perkara yang besar..